Kisah Nabi Musa AS.

[et_pb_section fb_built=”1″ _builder_version=”4.3.4″][et_pb_row _builder_version=”4.3.4″][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”4.3.4″][et_pb_text _builder_version=”4.3.4″ text_font=”Asap Condensed||||||||” text_font_size=”17px” text_line_height=”1.5em” hover_enabled=”0″]

Hai teman teman, Kali ini aku akan menceritakan kisah nabi musa pada zaman kerajaan Fir’aun. Ayo kita Simak.

Pada saat Nabi Musa A. S. lahir

Nabi Musa dilahirkan pada zaman kesombongan luar biasa dalam sejarah manusia. Pada saat itu ada seorang manusia yang berani mengaku sebagai tuhan. Ia sangat sombong dan kejam. Siapakah Dia? Dia adalah Fir’aun. Fir’aun terkenal karena kekejaman dan kezalimannya. Nama aslinya adalah Al – Walid bin Ibnu Mus’ab.

Niat Fir’aun untuk membunuh semua bayi laki laki dari kalangan bani israil

Suatu hari Fir’aun bermimpi. Fir’aun begitu cemas dan khawatir akan mimpinya. Dia bermimpi seakan – akan ada api yang sangat dahsyat yang datang dari Baitul Maqdis Sampai ke negeri Mesir. Api itu melahap semua bangunan rumah, gedung, dan istana Fir’aun, kecuali bangunan rumah milik penduduk bani israil. Bangunan milik penduduk bani israil masih utuh. Tidak hancur sedikitpun.

Karena gelisah terganggu oleh mimpinya itu, Fir’aun segera mengumpulkan seluruh ahli nujum dan tukang sihir dia. Mereka diperintah untuk mengartikan mimpinya Fir’aun. Mereka mengartikan mimpi Fir’aun sebagai berikut

  1. Akan lahir seorang laki – laki dari bani israil.
  2. Laki – laki itu akan lahir pada saat Fir’aun berkuasa.
  3. Laki – laki itu akan menghancurkan peduduk mesir.
  4. Laki – laki itu akan menumbangkan rezim Fir’aun.
  5. Laki – laki itu akan membawa agama Tauhid untuk menggantikan agama fir’aun.

Fir’aun takut kekuasaannya hilang. Dia kemudian memerintahkan seluruh tentaranya umtuk membunuh semua bayi laki laki dari kalangan bani israil. Hal tersebut diceritakan dalam Al-Qur’an Surah Ibrahim/14 ayat 6.

وَ يُذَبِّحُوۡنَ اَبۡنَآءَكُمۡ وَيَسۡتَحۡيُوۡنَ نِسَآءَكُمۡ‌

wa yuzabbihuuna abnaaa’akum wa yastahyuuna nisaaa’akum

artinya : Dan menyembelih anak-anakmu yang laki-laki, dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu.

Baca Juga: Ketabahan Nabi Muhammad SAW Dan Sahabat Dalam Berdakwah

Kelahiran Nabi Musa A. S.

Pada saat bersamaan dengan niat fir’aun membunuh semua bayi laki laki, ada seorang ibu bernama Yukabad dari bani israil melahirkan bayi laki laki. Bayi tersebut bernama Musa. Yukabad khawatir bayinya akan dibunuh oleh fir’aun dan bala tentaranya.

Yukabad mendapat ilham dari Allah untuk memasukkan bayinya ke dalam peti kemudian menghanyutkannya ke sungai yang bernama Sungai Nil. Yukabad segera melaksanakan ilham Allah tersebut. Setelah melaksanakan peritah dari Allah Swt., Yukabad merasa tenang. Kisa tersebut sudah dijelaskan Allah Swt. dalam Al-Qur’an Surah Al-Qasas/28: 7-8 yang berbunyi

وَاَوۡحَيۡنَاۤ اِلٰٓى اُمِّ مُوۡسٰٓى اَنۡ اَرۡضِعِيۡهِ‌ۚ فَاِذَا خِفۡتِ عَلَيۡهِ فَاَ لۡقِيۡهِ فِى الۡيَمِّ وَلَا تَخَافِىۡ وَلَا تَحۡزَنِىۡۚ اِنَّا رَآدُّوۡهُ اِلَيۡكِ وَجٰعِلُوۡهُ مِنَ الۡمُرۡسَلِيۡنَ

فَالۡتَقَطَهٗۤ اٰلُ فِرۡعَوۡنَ لِيَكُوۡنَ لَهُمۡ عَدُوًّا وَّحَزَنًا ‌ ؕ اِنَّ فِرۡعَوۡنَ وَهَامٰنَ وَجُنُوۡدَهُمَا كَانُوۡا خٰطِـــِٕيۡنَ‏‏

(7) Wa awhainaaa ilaaa ummi Muusaaa an ardi’iihi faizaa khifti ‘alaihi fa alqiihi filyammi wa laa takhaafii wa laa tahzaniii innaa raaadduuhu ilaiki wa jaa’iluuhu minal mursaliin.

(8) Faltaqatahuuu Aalu Fir’awna li yakuuna lahum ‘aduwwanw wa hazanaa; inna Fir’awna wa Haamaana wa junuuda humaa kaanuu khaati’iin

Artinya :

7. Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.”

8. Maka dia dipungut oleh keluarga Fir‘aun agar (kelak) dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sungguh, Fir‘aun dan Haman bersama bala tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.
nabi musa
Peti tersebut ditemukan oleh Asiyah, istrinya fir’aun dan dayang dayangnya. Asiyah senang sekali menemukan bayi laki laki yang sehat dan lucu. Atas bujukan asiyah, Fir’aun mau menerima bayi tersebut dan tidak jadi membunuhnya. Bayi tersebut bahkan dirawat dan dididik dengan baik oleh Fir’aun dan istrinya pula.
Selama berada di istana Fir’aun, Nabi Musa A. S. (saat masih bayi) sering menangis karena menginginkan air susu ibunya. Banyak perempuan yang didatangkan Fir’aun untuk menyusui Nabi Musa A. S., namun Nabi Musa Tidak Mau Menyusu. Dengan takdir Allah Swt., Nabi Musa akhirnya disusui oleh ibu kandungnya sendiri.

Keberanian Nabi Musa A. S.

Kisah nabi Musa ketika berusia delapan belas tahun, Nabi Musa melihat dua orang lelaki yang sedang berkelahi. Seorang keturunan bani israil dan seorang lagi keturunan Qibti (keturunan Fir’aun). Pada saat itu orang Qibti yang bersalah sehingga Nabi Musa membela orang yang dari bani israil. Orang Qibti tersebut tidak terima dan marah sehingga dipukul oleh Nabi Musa hingga mati. Nabi Musa menyesal dan memohon ampun kepada Allah atas kesalahan yang telah dilakukanya. Allah pun mengampuninya.

Berita telah terbunuhnya seorang Qibti oleh Nabi Musa terdengar Fir’aun. Fir’aun marah dan memerintahkan bala tentaranya untuk menangkap dan membunuh Nabi Musa tersebut. Setelah mengetahui hal itu, Nabi Musa pergi meninggalkan negri mesir sampai ke negri Madyan. Disana dia bertemu dengan seorang nabi bernama Nabi Syu’aib. Nabi Musa menceritakan kejadian tentang dirinya. Nabi Syu’aib melindungi Nabi Musa. Nabi Musa kemudian dinikahkan dengan salah satu seorang putri Nabi Syu’aib. Sepuluh tahun Nabi Musa Berada di negeri madyan. Nabi Musa ingin kembali ke Mesir bersama keluarganya. Nabi Musa kemudian meminta izin kepada Nabi Syu’aib untuk kembali ke negeri Mesir dan Nabi Syu’aib pun mengizinkannya.

Pada saat Nabi Musa A. S. menerima wahyu.

Diperjalanan menuju mesir (tepatnya di bukit tursina), Nabi Musa menerima wahyu. Nabi Musa melihat cahaya yang sangat dahsyat di dekat Bukit Tursina. Tubuh Nabi Musa menggigil sangat ketakutan. Pada saat itu pula Allah menyampaikan wahyu kepada Nabi Musa. Allah Berfirman dalam surat Taha/20 11-14

فَلَمَّاۤ اَتٰٮهَا نُوۡدِىَ يٰمُوۡسٰ

اِنِّىۡۤ اَنَا رَبُّكَ فَاخۡلَعۡ نَـعۡلَيۡكَ‌ۚ اِنَّكَ بِالۡوَادِ الۡمُقَدَّسِ طُوًىؕ

وَاَنَا اخۡتَرۡتُكَ فَاسۡتَمِعۡ لِمَا يُوۡحٰ

اِنَّنِىۡۤ اَنَا اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنَا فَاعۡبُدۡنِىۡ ۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكۡرِىۡ

Falammaaa ataahaa nuudiya yaa Muusaa

Inniii Ana Rabbuka fakhla’ na’laika innaka bilwaadil muqaddasi Tuwaa

Wa anakhtartuka fastami’ limaa yuuhaa

Innaniii Anal laahu laaa ilaaha illaa Ana fa’budnii wa aqimis-salaata lizikrii

Artinya :

11. Maka ketika dia mendatanginya (ke tempat api itu) dia dipanggil, “Wahai Musa!

12. Sungguh, Aku adalah Tuhanmu, maka lepaskan kedua terompahmu. Karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, Tuwa.

13. Dan Aku telah memilih engkau, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).

14. Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku.
Demikianlah cara Allah menyampaikan wahyu tersebut kepada Nabi Musa. Sejak saat itu, Nabi Musa diangkat menjadi rasul dengan kiab sucinya Taurat. Allah pun memberikan mukjizat kepada Nabi Musa yaitu berupa tongkat yang dapat berubah menjadi ular dan tangan yang dapat bersinar terang.

Keberanian Nabi Musa dalam melawan Fir’aun

Berikutnya Kisah Nabi Musa Setelah menjadi rasul, Nabi Musa ditemani oleh saudaranya, yaitu Nabi Harun, menemui Fir’aun. Nabi Musa dan Nabi Harun mengajak Fir’aun untuk bertobat dan dan menyembah Allah Swt. Nabi Musa juga meminta Fir’aun untuk membebaskan bani israil dari penindasan.

Fir’aun marah besar dan berkata “Jika kamu benar – benar seorang rasul, tunjukkan buktinya!”

Akhirnya Nabi Musa segera menunjukkan buktinya kepada Fir’aun, yaitu mukjizat dari Allah yang berupa tongkat yang bisa menjadi ular dan tangan yang dapat bersinar terang. Di depan Fir’aun, Nabi Musa Melemparkan tongkatnya dan atas izin Allah tongkat menjadi ular yang sangat besar dan nyata. Nabi Musa kemudian menarik tangannya dari dalam bajunya dan atas izin Allah tangan itu kelihatan putih (bersinar) bagi orang orang yang melihatnya.

Dalam hati kecilnya Fir’aun merasa takut. Akan tetapi, dia menyembunyikan rasa takutnya dengan mengatakan bahwa yang dilakukan Nabi Musa adalah sihir. Jadi, menurut Fir’aun sendiri, sihir harus dilawan dengan sihir. Fir’aun segera mengumpulkan seluruh tukang sihirnya untuk melawan Nabi Musa. Ketika para penyihir Fir’aun melemparkan tali – temalinya agar menjadi ular, maka Nabi Musa dengan tenang menghadapinya.

Setelah itu Nabi Musa a.s. segera melempar tongkatnya dan tongkat itu berubah menjadi ular yang sangat besar. Ular Nabí Musa a.s. tersebut memakan ular-ular penyihir Fir’aun. Kejadían tersebut memalukan Fir’aun dan membukakan pintu hati para penyihirnya.

Para penyihír Fir’aun akhírnya menyatakan iman kepada Nabi Musa a.s. dan Allah Swt. Fir’aun sangat murka melihat kejadian yang memalukan dírinya tersebut. la mengancam akan membunuh seluruh tukang síhirnya bersama Nabi Musa a.s. dan pengikutnya.

Nabí Musa a.s. segera mengajak pengikutnya untuk keluar dari Mesir. Mereka dikejar Fir’aun bersama bala tentaranya. Saat Fir’aun dan tentaranya semakin dekat, Nabi Musa a.s. dan pengikutnya terjebak di tepi Laut Merah. Pada saat itu, Allah memerintahkan kepada Nabi Musa a.s. untuk memukulkan tongkatnya ke Laut Merah. Subhánalláh! Laut Merah terbelah menjadi dua, di tengahnya berubah menjadi jalan besar. Nabi Musa a.s. dan para pengikutnya kemudían dapat menyeberang dengan selamat.

Ketika Fir’aun beserta pengikutnya ikut menyeberangi Laut Merah

Allah Swt  memerintahkan kepada Nabí Musa a.s. memukulkan tongkatnya untuk yang kedua kalinya. Pukulan tongkat Nabi Musa a.s. menggetarkan air laut yang terpisah menjadi satu kembali. Benturan dahsyat dua gelombang air laut mengempaskan Fir’aun dan seluruh pengikutnya. Fir’aun dan seluruh pengikutnya akhirnya tenggelam di Laut Merah.

Itulah kísah Nabi Musa a.s. dalam melawan Raja Fir’aun yang zalim. Sungguh luar biasa keteguhan iman Nabi Musa a.s. kepada Allah Swt. Luar biasa pula keberanian Nabi Musa a.s. dalam melawan Raja Fir’aun yang zalim.

Begitulah cerita Nabi Musa yang berani dalam melawan Raja Fir’aun yang zalim.

Perilaku yang dapat diteladani dari kisah Nabi Musa A. S.

Apa yang dapat kita ambil dari kisah Nabi Musa? Bacalah teks berikut untuk mengetahuinya!

Setelah membaca kisah Nabi Musa seorang nabi yang sangat pemberani dan juga tidak mudah putus asa. Demi menegakkan kebenaran, Nabi Musa pantang menyerah dan berani menentang kezaliman kerajaan yang bernama Fir’aun.

bertengkar dilerai

Sebagai pelajar, kamu harus bisa meneladani keberanian Nabi Musa tersebut. Ada pula pepatah yang berbunyi “Berani karena benar, takut karena salah”

Kalian harus menjadi anak yang pemberani. Berani mengatakan bahwa yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Berani mengingatkan orang lain untuk tidak melakukan perbuatan jahat dan berani mengungkapkan pendapat.

Contoh, dikelasmu ada seorang murid baru. Teman temanmu mengajakmu untuk menjahilinya. Dengan tegas dan berani kamu harus menolak ajakan mereka dan mengingatkan mereka untuk tidak melakukan perbuatan yang jahil tersebut.

itulah sekilas kisah Nabi Musa bersumber dari: BUKU PAI Kelas 4 Oleh Yudhistira, ditulis oleh Drs. Suparno Achmad

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]